Powered By Blogger

Rabu, 14 April 2010

Kisah Tiga Srikandi di Belantara Borneo

Beginilah pemandangan di halaman depan kediaman Ir Agustina Listiawati, MP, di salah satu sudut kota Pontianak, Kalimantan Barat. Pot-pot berwarna jingga, hijau, dan hitam, berderet rapi di atas rak-rak kayu dan besi. Shading net hitam membentang sepanjang atap greenhouse sederhana seluas 120 m2 dan 200 m2. Puluhan tempurung kelapa menempel di beberapa dinding greenhouse yang terbuat dari kawat. Potongan-potongan pakis menggantung rapi di sana-sini, berselingan dengan pot-pot plastik.

Di sanalah, Lies -sapaan akrab Agustina Listiawati -merawat ratusan 300 anggrek spesies asli Kalimantan Barat yang terkenal eksotis. Sebut saja misalnya Phalaenopsis bellina berdaun lebar dengan bunga mungil berwarna putih kehijauan bersaput merah keunguan. Atau Arachis breviscava yang berbunga kuning dengan totol-totol cokelat tua. Ada juga Paraphalaenopsis serpentilingua berbunga putih berlidah kuning yang tumbuh bergerombol. Saat anggrek-anggrek spesies itu berkembang, berbunga-bunga pulalah hati Lies.

Anggrek borneo
Pemandangan hampir serupa terlihat di kediaman Ir Chairani Siregar, MSc dan Ir Purwanti, MSi -juga di Pontianak. Di nurseri A &Z Orchids milik Chairani, terlihat Dyakia hendersoniana . Anggrek berbunga mungil berwarna merah cerah itu endemik Kalimantan. Di alam bebas, tanaman epifi t itu kini sangat jarang dijumpai. Koleksi lain, Macodes petola. Anggota famili Orchidaceae itu salah satu koleksi istimewa perempuan kelahiran Tapanuli, 8 Februari 1949 itu. Maklum jewel orchids -begitu sebutannya -salah satu anggrek yang berdaun paling indah.

Lain lagi koleksi Purwaningsih. Master dari Institut Pertanian Bogor itu, mengoleksi Tainia pausipolia -anggrek tanah berbunga merah tua seperti manggis yang tahan lama. Di habitatnya di tepian sungai di hutan-hutan dataran tinggi Sanggau, Sintang, dan Landak keindahannya bisa dinikmati sepanjang tahun. Jenis lain, Phalaenopsis cornucervi . Kerabat vanili asal Sambas, Singkawang, Bengkayang, Sanggau, dan Sekadau itu sering disebut anggrek ekor buaya atau anggrek bulan loreng karena motif bunga yang loreng-loreng.

Bukan hal aneh bila halaman rumah Lies, Chairani, dan Purwaningsih melulu berisi anggrek-anggrek spesies asal Kalimantan. Ketiga perempuan yang sama-sama berprofesi sebagai pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura itu dikenal sebagai 3 serangkai pencinta anggrek borneo. Boleh dibilang merekalah kolektor anggrek spesies borneo -terutama dari Kalimantan Barat -terlengkap.

Keluar-masuk hutan untuk mendapatkan koleksi baru sudah jadi santapan rutin. Mulai dari hutan-hutan di Sambas, Singkawang, Landak, Sanggau -semua di Kalimantan Barat -sampai Serikin dan Biawak -wilayah Malaysia Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bengkayang Sambas, serta Kuching, ibukota Serawak. Maklum sekitar 80%anggrek koleksi mereka memang hasil berburu langsung ke hutan-hutan. ?Hampir semua hutan di seluruh Kalimantan Barat sudah kami jelajahi, kecuali yang berada di Kabupaen Ketapang dan Kapuashulu,? kenang Lies.

Terendam air
Kegiatan memburu anggrek di perbatasan Sambas dan Serawak menjadi pengalaman paling berkesan. Perjalanan itu dimulai dari Pontianak menuju Sambas - ibukota Kabupaten Sambas yang ditempuh dengan waktu 5 jam berkendaraan roda empat. Dari Sambas, rombongan bergerak ke arah Kecamatan Galing selama 3 jam bermobil. Sampai di sana, mereka mesti berganti kendaraan dengan ojek karena jalan yang ditempuh hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Selama 2 jam, perempuan-perempuan tangguh itu dibuat pontang-panting di jalan berbukit-bukit yang berpasir dan berdebu.

Namun, mereka pantang menyerah demi mendapatkan Paphiopedilum sandrianum -anggrek yang konon hanya ada di Sajingabesar di Gunung Kaliau. Sayang, begitu tiba di lokasi, sang buruan tak kunjung ditemukan. ?Kami malah menemukan Arachis breviscava yang sedang berbunga. Itu pun cuma ada 2 tanaman setinggi 3 m, ? kata Lies.

Pengalaman tak kalah mendebarkan waktu memburu Paraphalaenopsis serpentilingua di Kabupaten Sekadau. Perjalanan mencari anggrek berjuluk lau tikus (ekor tikus, red) itu tak semudah yang dibayangkan. Dipandu warga setempat, mereka bermotor air menempuh perjalanan selama 2 jam menyusuri sungai. Itu dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 2 jam di tanah banjir setinggi pinggang. Apadaya, setelah berjuang selama 4 jam, yang didapat hanya 2 tanaman setinggi 30 cm. Toh, medan berat selama perburuan tak menyurutkan langkah para srikandi itu mencari anggrek-anggrek spesies baru. ?Habis jalan ke hutan menyenangkan. Semua beban pikiran sepertinya lepas, ? kata Lies. Pantas tiga serangkai itu tidak pernah kapok keluar-masuk hutan.

Dari pameran
Kebersamaan mereka sebetulnya tanpa sengaja. Mula-mula Lies, Chairani, dan Purwaningsih berjalan sendiri-sendiri mengoleksi tanaman epifi t itu. Sejak semasa kuliah Lies sudah gemar mengoleksi anggrek. Namun, waktu itu jenis-jenis hibrida yang banyak dimiliki. Chairani yang mengambil master di University of Kentucky, Lexington, Amerika Serikat, suka anggrek gara-gara terpikat pesona anggrek merpati Dendrobium crumenatum yang harum.

Belakangan setelah sama-sama aktif di PAI, mereka melirik anggrek spesies. ?Keragamannya luar biasa. Mulai dari yang berukuran bunga kecil sampai besar. Bunganya ada yang tahan setengah hari sampai yang berbulan-bulan. Ada yang beraroma harum seperti Coelogyne asperata dan Phalaenopsis belina sampai yang berbau busuk seperti Bulbophyllum beccari, ? kata Lies, Chairani, dan Purwaningsih sepakat. Anggrek spesies yang pertama dimiliki Lies ialah anggrek tebu Grammatophyllum speciosum , anggrek pandan Cymbidium finlaysonianum , dan Dorrotis pulcherrima . Chairani punya Plocoglotis lowii . Sementara koleksi pertama Purwaningsih adalah Phalaenopsis bellina dan Tainia pauspolia.

Sebuah pameran di Museum Negeri Kalimantan Barat pada 2002 akhirnya mempertemukan mereka. Waktu itu, masing-masing diminta mengisi stan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura yang masih kosong. Kebetulan Lies, Chairani, dan Purwaningsih dikenal oleh teman-teman sebagai pencinta tanaman. Jadilah mereka bertiga mengisi stan itu.

?Dari situ kami jadi sering ngobrol-ngobrol , ? kata Lies yang kini memiliki Khuby Orchids. Usut punya usut, ternyata ketiga aktivis organisasi Perhimpunan Anggrek Indonesia Provinsi Kalimantan Barat dan Kota Pontianak itu sama-sama gemar berburu anggrek spesies ke hutan. Daripada berburu sendiri-sendiri, akhirnya mereka pun sepakat bergabung. Eksplorasi bersama pertama ialah ke hutan-hutan di Kabupaten Sambas sepanjang 2003 -2004 yang dibiayai oleh pemda setempat. Dari perburuan perdana itu, lalu penjelajahan berlanjut ke hutan-hutan di 7 kabupaten lain.

Anggrek borneo lestari
Kini, kerja keras 3 srikandi itu terpampang jelas di nurseri masing-masing. Chairani mengoleksi sekitar 300 spesies. Macodes petola dan Arachis breviscava yang langka jadi koleksi kebanggaan. Sejumlah sama juga dikoleksi Lies. Ketua Litbang dan Konservasi PAI Kota Pontianak itu paling suka dengan Nevervilia discolor. Sementara dari 100 koleksi Purwaningsih, Tainia pausipolia dan Porpiroglottis maxwelie jadi kesayangan. T. pausipolia milik perempuan kelahiran Pontianak, 16 September 1958 itu menjadi juara umum dalam Borneo Orchids Show pada 2003.

Dari belantara borneo, anggrek-anggrek itu ditangkarkan. Hasil keluar-masuk hutan mereka dokumentasikan dalam sebuah terbitan tentang anggrek spesies Kalimantan Barat. Kepedulian untuk melestarikan anggrek-anggrek spesies borneo agar tak punah jadi perekat erat hubungan mereka

Selamatkan Anggrek Spesies

Ada 5000 jenis anggrek di alam, dan 29 jenis anggrek spesies Indonesia (termasuk anggrek hitam) telah dilindungi oleh pemerintah. Usaha budidaya anggrek tidak kalah pentingnya dengan terjadinya longsor, banjir, kelaparan dan lain-lain.

Indonesia termasuk 10 negara Megadiversity, dengan memiliki 90 tipe ekosistem yaitu ekosistem perairan laut dalam, terumbu karang, padang lamun, mangrove, pesisir pantai dan muara, lahan basah (sungai, rawa, danau, gambut), hutan pantai, padang rumput, savana, pertanian, hutan hujan daratan rendah, pegunungan, sampai ke ekosistem alpin di Puncak Jayawijaya, menurut Anida Haryatmo dari Yayasan Kehati dalam acara Diskusi Panel �Selamatkan Anggrek Spesies Indonesia.�

Masalah Anggrek di Indonesia :

- Hilangnya anggrek alam (anggrek spesies) karena rusaknya ekosistem (konversi alam, penebangan hutan, kebakaran hutan) dan pengambilan tanpa batas dari alam (tingginya minat terhadap anggrek asli).
- Ekspor anggrek alam secara illegal.
- Perlu perbaikan dalam praktek Implementasi CITES (untuk jenis anggrek yang termasuk dalam appendix II CITES, tapi otoritas melarang seluruh ekspor anggrek non hibrida).
- Walau memiliki plasma nutfah anggrek yang besar, namun penelitian dan pengembangan belum mencukupi mendukung tersedianya bibit baru dan budidaya yang bisa berkompetisi.
-. Budidaya anggrek asli Indonesia oleh negeri luar. Benefit sharing bagi masyarakat tidak ada.
-. Tingginya anggrek hibrida (silangan) dari luar negeri yang masuk.
Negara kurang waspada dengan apa yang kita miliki, maka kurang menyelamatkan apa yang seharusnya menjadi devisa di negara ini, kata Rahmat Witoelar, Menteri Lingkungan Hidup, sebagai Keytone Speaker Diskusi Panel "Selamatkan Anggrek Spesies Indonesia" tanggal 14 Pebruari 2006 di Taman Anggrek Indonesia Permai, TMII.

Kerusakan habitat dan pemanfaatan (termasuk perdagangan) yang tidak terkendali, penyebab utama bahaya kepunahan spesies. Kerusakan habitat disebabkan oleh pembukaan hutan untuk kepentingan konversi bagi pemanfaatan lahan, dengan tidak memperhitungkan Keanekaragaman Hayati.
Kondisi kerusakan habitat diperparah dengan maraknya illegal logging yang telah merambah ke dalam kawasan-kawasan konservasi, dan kejadian kebakaran hutan yang berlangsung setiap tahun dengan luasan yang sangat besar, mengancam keanekaragaman hayati Indonesia sangat terancam.
Illegal logging dapat menyangkut harkat hidup orang banyak, termasuk dalam kaidah/hukum Pembangunan Berkelanjutan. Ada tiga pilar Pembangunan Berkelanjutan yang saling berkaitan yaitu Environmental Sustainability, Economic Sustainability dan Social Sustainability. Lingkungan sebagai dasar titik tolak dan merupakan pondasi dari semua pembangunan lain.
 
Menurut Rahmat Witoelar, dalam menyelamatkan spesies ini perlu dilibatkan Menteri Pariwisata dan Menteri Kehutanan. Menteri Lingkungan hidup sebagai vokal point, yaitu sebagai jembatan karena secara optimal menteri-menteri tersebut yang dapat melakukan kegiatan ini.

Departemen Kehutanan telah melakukan konservasi pada Insitu (termasuk Taman Nasional, Suaka Alam, Taman Wisata Alam) dan Eksitu (termasuk penangkaran dan perbanyakan), menurut Kris Heriyanto, dari Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ditjen PHKA, Departemen Kehutanan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Kehutanan beserta aparat terkait harus memperhatikan habitat anggrek, supaya anggrek bisa lestari. Himbauan untuk menteri Kehutanan, kata Rahmat Witoelar, tolong dijaga anggrek ini demi biodiversity bukan demi illegal loggingnya karena Indonesia sebagai Champion of Biodiversity.

Kantor Menteri lingkungan Hidup akan membantu proses pendaftaran spesies khusus Indonesia ke Kekayaan Intelektual. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi Amanda Katili, tegas Rahmat pada akhir sambutan.

29 Jenis Anggrek Spesies Dilindungi UU

Di Indonesia, 29 jenis anggrek spesies telah dilindungi Undang-undang sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa (3 jenis masuk dalam Appendix I dan 26 jenis masuk dalam Appendix II).

Menurut Kris Heriyanto, jenis anggrek yang tidak dilindungi tapi masuk dalam Appendix CITES, seperti : Dendrobium lowii masuk appendix I, Phalaenopsis amabilis masuk Appendix II dan Bulbophyllum lobbii masuk dalam Appendix II.

Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) adalah Konvensi Perdagangan Internasional Fauna dan Flora Liar Langka (kesepakatan berbagai negara). Tujuan CITES untuk memastikan bahwa fauna dan flora liar yang diperdagangkan secara Internasional tidak dieksploitasi secara berlebihan/tidak berkelanjutan.

Indonesia meratifikasi CITES berdasarkan keputusan Prsiden No. 43 Tahun 1978 dengan management Authority ; Ditjen Dep. Kehutanan dan Scientific Authority ; LIPI.

Ada lima hal pokok yang menjadi dasar dibentuknya konvensi, adalah :

1. Perlunya perlindungan jangka panjang terhadap tumbuhan dan satwa liar.

2. Meningkatnya nilai sumber tumbuhan dan satwa liar bagi manusia

3. Adanya peran dari masyarakat dan negara dalam usaha perlindungan tumbuhan dan satwa liar.

4. Makin mendesaknya kebutuhan suatu kerja sama internasional untuk melindungi jenis-jenis tersebut dari eksploitasi lebih (over exploitation) melalui kontrol perdagangan internasional.

5. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka jenis-jenis atas dasar kelangkaannya yang ditentukan oleh konferensi Para Pihak CITES digolongkon dalam 3 kelompok atau Appendix, yaitu Appendix I, II dan III.

Appendix I adalah perdagangan Internasional (yang bersifat komersil) seluruhnya dilarang kecuali dari hasil penangkaran.

Appendix II adalah perdagangan internasional diperbolehkan tetapi dikontrol melalui kuota.

Appendix III perdagangan internasional diperbolehkan tapi dikontrol dengan pengawasan oleh negara lain (secara umum pembatsan perdagangannya lebih ringan dibandingkan dengan appendix II).

Pandangan terhadap masalah anggrek :

a. Untuk melindungi anggrek alam (spesies), masyarakat, pemerintah lokal dan daerah terkait dimana anggrek tersebut tumbuh perlu mendapat informasi, penguatan kapasitas dan adanya dukungan kebijakan sehingga dapat menjaga agar tidak terjadi pengambilan anggrek berlebihan.

b. Perlu dibangun mekanisme benefit sharing bagi masyarakat, sebagai insentif dalam menjaga ekosistem dimana anggrek tersebut tumbuh.

c. Explorasi terhadap pengenalan jenis anggrek alam (spesies) masih sangat dibutuhkan.

d. Pentingnya penelitian dan pengembangan anggrek untuk menunjang budidaya dan penyediaan bibit.

e. Kebijakan dan penegakan hukum menyangkut perdagangan anggrek perlu dibereskan, sehingga upaya perdagangan tetap menjaga pelestarian dan pemanfaatan lestari anggrek.

Pemanfaatan Anggrek

Semua anggrek hasil perbanyakan spesies dan hasil persilangan dapat dimanfaatkan (khusus Appendix I CITES harus terdaftar di skretariat CITES). Hasil perbanyakan spesies jenis-jenis yang dilindungi dan atau Appendix I CITES, TIDAK DIBENARKAN untuk diekspor.

Para pecinta anggrek tidak hanya menikmati keindahan dan kecantikan anggrek, tapi mereka juga melakukan penyilangan. Penyilangan dilakukan berdasarkan indahnya, dan karakteristik yang mungkin bermanfaat dihilangkan, tegas Sjahrizal Siregar, pencinta anggrek dari Bandung.

Menurut Sjahrizal perbanyakan/penyilangan anggrek spesies diambil dari hutan, dan ini tidak melalui ijin dari aparat setempat. Maka bila kita mengikuti peraturan, para pencinta anggrek seharusnya sudah dikenakan sanksi, karena telah melanggar peraturan, lanjut Sjahrizal. Hasil penyilangan yang indah untuk dijadikan perdagangan internasional.

Janganlah jual anggrek yang langka ke luar, lantas beri dari yang baru. Tolong perlakuan secara eksitu diakreditasi, dan apa syarat-syarat hutan yang dilindungi untuk anggrek, pesan Sjahrizal di akhir acara.

Jumat, 26 Februari 2010

Anggrek Langka, Anggrekku Sayang, Anggrekku Malang

Anggrek yang saat ini masih bertengger sebagai jawaranya bunga yang paling beraneka-ragam manjadi aset tersendiri bagi bangsa Indonesia. Anggrek spesies adalah harta kekayaan yang berpotensi luar biasa. Sebagai harta kekayaan, tentu memberi konsekuensi tertentu bagi si empunya, dalam kasus ini seluruh bangsa Indonesia, khususnya masyarakat penggemar anggrek yang tentu lebih banyak mengetahui anggrek dibanding masyarakat biasa yang masih awam.

Bangsa yang memiliki harta tak ternilai tentu mempunyai banyak pilihan, apakah kita akan menjadi bangsa yang memberi harta penting nya secara cuma-cuma kepada siapapun??! Bahkan harta yang belum sama sekali kita manfaatkan?! Tentu akan sangat merugi. Jangan sampai kita menjadi bangsa yang kaya akan harta, tapi justru kebingungan oleh harta tersebut. Oleh karena itu, dalam mengoptimalkan harta karun anggrek negara ini ada beberapa point penting, antara lain:

1. Mengenali anggrek sebagai harta berharga,

hal ini menjadi sangat mendasar karena berkaitan dengan pemahaman kita terhadap pentingnya potensi yang dimiliki anggrek misal sebagai tanaman hias, bunga potong, obat, parfume, koleksi langka, kerajinan dll. Bagaimana kita bisa memanfaatkan sesuatu kalo tidak sadar bahwa sesuatu tadi berharga dan bernilai tinggi?? Itu sama saja seperti tikus yang mati kelaparan di dalam lumbung padi, si tikus tidak menyadari bahwa padi di sekitarnya adalah makanan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pengenalan jenis anggrek dan pemanfaatannya mutlak terus dikembangkan. Langkah rielnya : banyak membaca literatur anggrek mengenai jenis-jenisnya, potensi yang dimiliki anggrek tersebut (warna, bentuk tanaman, lama mekar, aroma, khasiat obat dll), atau sharing di milis atau forum anggrek untuk memperoleh pengetahuan dasar atau lanjut tentang anggrek spesies Indonesia, mendukung dan membantu suksesnya penelitian tentang anggrek Indonesia.

 2. Menjaga anggrek sebagai harta berharga,

tahap selanjutnya setelah kita menyadari tentang nilai penting anggrek adalah upaya untuk menjaganya agar tidak habis atau malah hilang. Menjaga agar tidak habis atau hilang dalam hal ini bukan hanya berarti segi keamanan dari faktor luar seperti ”pencurian”. Tetapi juga terhadap kemanan terhadap jumlahnya atau dengan kata lain upaya untuk menjaga jumlah harta kita agar tidak mudah habis atau hilang. Bisa saja, meskipun anggrek tersebut benar-benar aman dari pencurian pihak negara asing, tapi justru habis karena terlalu over dieksploitasi oleh si pemiliknya tanpa memperhatikan keberlanjutannya kedepan. Sehingga, sebagai bangsa Indonesia yang pintar dan mencintai tanah airnya, kita harus tegas untuk menjaga anggrek spesies langka negeri ini dari rayuan bangsa lain yang hanya mau enaknya sendiri. Kita yang pontang-panting dan susah payah melestarikan, memelihara agar lestari di alam maupun di ek-situ tapi dengan enaknya bangsa lain mengambil anggrek langka kita dan mengembangkannya menjadi hibrida-hibrida unggul untuk memperkaya negara mereka. Stop perdagangan ilegal anggrek langka ke negara lain. Imbalan besar yang diiming-imingkan tidak setimpal dengan potensi anggrek tersebut ke depan. Begitu kita menjual anggrek langka keluar negeri secara ilegal, maka kita sama saja memberikan pusaka kita, begitu mereka telah mengembangkannya secara masal, maka habislah kejayaan dan daya tarik khas anggrek kita. Oleh karena itu, pilih varian terbaik dari setiap jenis anggrek dan jadikan indukan untuk perbanyakan…namun jangan sekali-kali menjual keluar negeri indukan pilihan tersebut. Tunjukkan bahwa kita adalah hobiis yang Indonesia banget alias ber nasionalisme tinggi. Langkah rielnya : Stop menjual keluar negeri anggrek langka (apalagi yang dilindungi) yang belum diteliti dan dikembangkan secara optimal oleh bangsa kita, pendataan anggrek koleksi, memelihara anggrek yang telah dimiliki dengan sebaik-baiknya, menolak anggrek cabutan langsung yang belum dipelihara/dibudidayakan, penyerbukan bunga untuk memperoleh buah, memperbanyakan anggrek langka baik secara manual atau melalui kultur biji dan jaringan, relokasi anggrek langka ke habitatnya, meminimalkan eksploitasi anggrek dari habitatnya secara berlebih, tidak anti dengan anggrek spesies hasil kultur jaringan, menjaga kelestarian habitat anggrek dan banyak lainnya. Meskipun nampaknya sangat ketat, namun anggrek langka atau yang dilindungi tetap diperkenankan keluar negeri untuk kepentingan penelitian atau kepentingan khusus lainnya dan tetap harus melalui jalur legal sesuai peraturan yang ada. Memang terdengarnya idealis sekali ya….tapi tunggu dulu…baca point berikutnya.

3. Memanfaatkan anggrek sebagai harta,

tentu sangat amat percuma sekali kalau kita sudah sadar bahwa kita memiliki harta bernilai, lalu kita juga sudah menjaganya dengan baik, tapi kita tidak bisa memanfaatkannya sama sekali…itu mubazir namanya. Ibarat kita mengetahui ada banyak sayuran tumbuh di halaman yang bisa dimasak menjadi masakan lezat, kemudian setiap hari kita siram, dipupuk dan diperbanyak, tapi sayuran yang telah dewasa hanya dibiarkan saja, lebih parah lagi kita hanya bisa melihat sayuran tadi tua-membusuk dengan tatapan kosong sambil gigit jari dan berkata dalam hati (kasian deh gua…). Kita hindari menjadi bangsa yang hanya bisa phobia atau ketakutan berlebih, sehingga selamanya kita hanya bisa memeluk erat harta agar tidak dicuri orang, tapi justru tidak pernah sempat untuk menggunakan hartanya. Upaya pemanfaatan potensi yang dimiliki anggrek khususnya anggrek langka merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Bangsa ini hanya akan stagnan bila selamanya tidak bisa memanfaatkan potensi SDA nya secara optimal. Langkah rielnya antara lain, menjual secara luas anggrek hasil perbanyakan budidaya, mengembangkan bisnis bunga anggrek potong, memperomosikan anggrek hasil kultur jaringan keluar negeri, melakukan hibridisasi untuk menghasilkan anggrek-anggrek hibrida unggul, mengajukan hak perlindungan varietas terhadap anggrek spesies lokal atau hasil pemuliaan, mengekstrak anggrek untuk memperoleh senyawa obat atau senyawa penting lainnya, menanami pekarangan dengan anggrek-anggrek yang berbunga menawan, atau menjadikan anggrek sebagai bunga penyambutan bagi turis-turis asing atau malah menukar pesawat jet sukhoi dengan 20.000 karung anggrek hibrida. Bahkan anggrek paling langka yang hanya ada setengah, dimuka bumi sekalipun bisa dijual bebas apabila telah dilakukan penelitian optimal, perbanyakan massal dan memperoleh ijin/legalisasi dari pihak berwenang.

Pedalaman Hutan Papua yang Kaya dengan Spesies Langka

Adapun dua spesies binatang langka yang berhasil diungkap oleh para ilmuwan di kawasan Pegunungan Foja Papua dalam ekspedisi kedua kalinya ini adalah tikus raksasa Mallomy dan seekor possum Cercartetus kerdil, salah satu hewan berkantung terkecil di dunia. Keduanya merupakan binatang Mamalia di mana keberadaan kedua spesies langka tersebut hingga kini masih terus dipelajari karena merupakan spesies baru bagi dunia sains.
Selama ekspedisi yang dilakukan di bulan Juni 2007 lalu tersebut para Ilmuwan yang merupakan gabungan Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Conservation International (CI) ini mendokumentasikan kedua mamalia tersebut di mana kedua spesies tersebut tidak lagi merasa takut dengan manusia ( jinak ). Ukuran tikus raksasa Mallomy ini hampir lima kali lebih besar dari ukuran tikus got sedangkan possum atau marsupial ini memiliki ukuran yang cukup digengam tangan.
Nah, Selain kedua spesies langka mamalia di atas.. juga ditemukan 30 jenis anggrek langka di hutan Papua. Di mana setelah dilakukan penelusuran keberadaannya oleh para peneliti World Wildlife Fund (WWF), 30 jenis anggrek langka liar tersebut ternyata tumbuh liar di kawasan Kikori di sekitar Danau Kutubu Papua Nugini. Dulu ada sekitar 70 spesies anggrek yang pernah tumbuh di hutan Papua ini namun telah punah akibat pembalakan liar.
Dengan ditemukan 30 jenis anggrek ini membawa kabar yang sangat menggembirakan di dunia sains setelah penelitian panjang yang dilakukan antara tahun 1998 hingga 2006 itu. Penemuan ini telah memperkaya temuan sebaran flora di hutan Papua. Saat ini, setidaknya telah ditemukan sekitar 3.000 spesies flora dengan varietas yang tidak terhitung banyaknya.
Bersama Kutubu Joint Venture Partnership, WWF melakukan upaya konservasi di kawasan Kikori. Wilayah tersebut merupakan salah satu lokasi yang sebaran ekologinya masih tergolong lengkap dengan flora dan fauna yang mendukungnya.
Selain anggrek dan tumbuhan lainnya, Kikori juga merupakan habitat bagi berbagai jenis satwa, misalnya burung cenderawasih, kasuari raksasa, atau kanguru pohon.
Akhirnya surga yang hilang tersebut kini mulai terkuak keberadaannya dan tentu saja hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab anak bangsa untuk melestarikannya.

Minggu, 21 Februari 2010

jenis anggrek Indonesia yang dilindungi

Berdasarkan PP no. 7 Tahun 1999 beberapa jenis anggrek di Indonesia dilindungi, yang tidak diperbolehkan untuk diperjualbelikan namun dengan mempunyai ijin penangkaran para penangkar anggrek dapat memperjualbelikan hasil anggrek penangkarannya (untuk mendapatkan ijin penangkaran anggrek hubungi Balai KSDA terdekat), berikut jenis-jenis anggrek dimaksud ;
  • Ascocentrum miniatum atau anggrek kebutan
  • Corybas fornicatus, anggrek koribas
  • Coelogyne pandurata, anggrek hitam
  • Cymbidium hartinahianum, anggrek hartinah
  • Dendrobium d'albertisii, anggrek albert
  • Dendrobium lasienthera, anggrek stuberi
  • Dendrobium macrophyllum, anggrek jamrud
  • Dendrobium catinecloesum, anggrek karawai
  • Dendrobium palaenopsis, anggrek larat
  • Dendrobium ostrinoglosum, anggrek karawai
  • Gramatophyllum papuanum, anggrek raksasa irian
  • Gramatophyllum speciosum, anggrek tebu
  • Macodes petola, anggrek ki aksara
  • Paphiopedillum chamberlainianum, anggrek kasut kumis
  • Paphiopedillum glaucophyllum, anggrek kasut berbulu
  • Paraphalaenopsis devenei, anggrek bulan bintang
  • Paraphalaenopsis laycockii, anggrek bulan Kalimantan Tengah
  • Paraphalaenopsis serpentilingua, anggrek bulan Kalimantan Barat
  • Phalaenopsis amboinensis, anggrek bulan Ambon
  • Phalaenopsis gigantea, anggrek bulan raksasa
  • Phalaenopsis sumatrana, anggrek bulan Sumatra
  • Phalaenopsis violacose, anggrek kelip
  • Renanthera matutina, anggrek jingga
  • Spathoglattis zurea, anggrek sendok
  • Vanda celebica, vanda mungil Minahasa
  • Vanda hookeriana, vanda pensil
  • Vanda pumila, vanda mini
  • Vanda sumatrana, vanda Sumatra
Mari kita menjaga kelestarian anggrek asli Indonesia dengan tidak mengambil anggrek dari habitat aslinya di hutan, jangan sampai anak cucu kita hanya akan melihat anggrek asli Indonesia di negeri tetangga.

Sabtu, 20 Februari 2010

Anggrek

Oleh: AsianBrain.com Content Team
By. Nasa-AsianBrain.com Content Team
Bunga yang memiliki penampilan yang elegan dan anggun ini merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Bentuknya sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Beberapa diantaranya memiliki aroma yang lembut, membuat anggrek tak pernah lekang oleh waktu. Bunga eksotik ini dapat menjadi  hadiah sempurna untuk berbagai kesempatan.

Jenis anggrek
Terdapat lebih dari 25.000 spesies anggrek dan lebih dari 100.000 hibrida. Beberapa orang merujuk hal ini sebagai "jenis anggrek", tetapi sebenarnya hanya ada dua jenis anggrek. Diantaranya adalah jenis terrestrial orchids (anggrek yang hidup di daratan) dan epiphytes orchids (anggrek benalu).
Terrestrial orchids termasuk spesies anggrek yang tumbuh di atas tanah. Sedangkan Epiphytes adalah jenis anggrek yang tumbuh di pohon. Baik Terrestrials dan epiphytes dapat tumbuh dengan salah satu dari dua cara yaitu dengan memunculkan tunas baru di samping tumbuhan asli sehingga menyebabkan adanya pertumbuhan anggrek yang menyebar, atau pertumbuhan baru dapat ditambahkan ke puncak, sehingga meningkatkan ketinggian dari anggrek.
Kedua  jenis anggrek tersebut sangat terkenal diantara para penggemar bunga. Beberapa spesies terrestrial orchid terkenal, diantaranya Cymbidium dan Calopogon. Dan beberapa epiphytes populer adalah Dendrobiums dan Bulbophyllums.
Tentu saja, dua jenis anggrek itu juga diwakili oleh anggrek langka. Karena popularitas dari bunga ini, ada beberapa jenis anggrek langka yang terancam punah karena pengrusakan habitat atau adanya penyelundupan. Karena tingginya harga dari anggrek langka yang dapat diambil di beberapa pasar, ada beberapa anggrek langka telah menjadi punah.
Terrestrial orchids
Dari dua jenis anggrek, terrestrial orchid merupakan spesies yang paling dicari. Jenis Terrestial orchid termasuk jenis cymbium. Anggrek  Cymbidium, misalnya, ada 40 jenis dan ribuan hirbida. Ini adalah salah satu jenis anggrek yang dapat diolah. Mereka dapat berkembang di lapangan dan juga bisa tumbuh di pohon-pohon dan batu. Habitat alami mereka meluas dari Asia tenggara ke Jepang dan Australia.
Salah satu alasan anggrek Cymbidium begitu populer adalah mereka yang mudah tumbuh. Anggrek Cymbidium adalah pilihan populer untuk pemula dan mereka akan menghasilkan bunga yang indah setiap tahun tentunya dengan perawatan yang tepat.
Epiphytes
Istilah epiphytes tidak dilindungi undang-undang untuk jenis anggrek. Ia merujuk kepada tanaman yang memiliki sistem akar di atas tanah.
Dendrobiums dikenal merupakan species yang terbaik  dari jenis anggrek ini. Terdapat lebih dari 1000 jenis Dendrobiums dan mereka berasal dari India Utara, Asia Tenggara, Australia dan Polinesia. Daerah dengan iklim tropis ini biasanya hangat, lembab sehingga cocok untuk jenis Epiphyte orchid tumbuh. Phalaenopsisconditions merupakan salah satu diantaranya. Biasanya Dendrobiums tumbuh baik bila dirawat dengan suhu hangat dan lembab.Dendrobiums juga mudah untuk tumbuh tetapi membutuhkan perawatan yang lebih daripada Cymbidiums, selain itu Dendrobiums juga tidak berbunga secara teratur.
Spesies epiphyte lain yang juga populer adalah Phalaenopsis. Phalaenopsis (juga disebut Phals) merupakan bunga yang tahan lama dan mudah untuk tumbuh. Sering terlihat di acara pernikahan dan memiliki berbagai warna termasuk pink, kuning, dan bergaris-garis (stripes).
Dengan pembawaannya yang anggun, Anggrek cantik ini cocok untuk acara-acara khusus atau hari peringatan.
Perawatan Anggrek
Untuk merawat bunga Anggrek tidaklah sulit, berikut ini beberapa panduan sederhana yang dapat membuat Anggrek Anda selalu mekar setiap tahunnya.
-  Simpan bunga Anggrek ditempat teduh dan memiliki ventilasi baik, jauhkan dari radiator, pendingin udara (ac) dan angin kencang. Untuk membantu menjaga  tingkat kelembaban dengan baik, atur  tanaman pada baki yang berkerikil dan berair sehingga pot tanaman Anggrek berada diatas baki air. Hal ini dapat mencegah akar dari kebusukan, dan dapat meratakan kelembaban.
-  Bunga Anggrek memperoleh air dari kelembaban rata-rata di atmosfir (air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara), mereka tidak menyerap air dengan cara tradisional seperti dari akar dan tanah. Untuk stabilitas, anggrek sering membusuk jika akarnya berkembang di media yang terlalu basah. Pilih media yang dapat menyerap air tapi tidak menyimpan air, kombinasi media dapat dilakukan agar didapatkan sifat-sifat yang pas.
Jadi, jangan lupa untuk memperhatikan hal tersebut. :-)